Rabu, 07 Desember 2011

Kekecewaan Terhadap Sriwijaya dan Counter Tiket : Waktu dan Uang Hangus

Entalah apa ini memang ujian buat saya untuk belajar sabar atau memang saya pada hari itu lagi apes. Terjadi pada tanggal 25 November 2011. Pergi cuti sehari untuk menghadiri acara wisuda hari sabtu 26 November 2011. Berangkat pagi menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta karena pesawat berangkat ukul 05.45 WIB. Sewaktu mau check in Sriwajaya kaget banget mendengar jawaban dari petugas Sriwajaya kalau penerbangan atas nama saya di cancel sepihak.
Awalnya saya beli tiket PP Jakarta-Surabaya tanggal 25/11/2011, Surabaya-Jakarta 27/11/2011 untuk 2 orang , saya dengan suami saya, adalah tiket promo dengan total biaya R 1.600.000. Namun karena ada beberapa hal suami saya tidak ikut dan membatalkan penerbangan atas namanya saja sedangkan saya tetap berangkat. Namun apa mau dikata penerbangan saya di cancel. Saya langsung bilang pada pihak Sriwijaya kalau yang di cancel itu atas nama suami saya sedangkan saya tidak. Namun pihak Sriwijaya mengklaim bahwa yang di cancel adalah 2 orang. Suami saya juga kaget da menjelaskan bahwa hanya 1 tiket saja yang di cancel atas namanya saja. Lalu pihak Sriwijaya menawarkan untuk membeli tiket pesawat baru dengan penerbangan pada hari dan tanggal yang sama dengan harga Rp 1.115.000. Karena harganya mahal dan sekali jalan saya menolaknya. Padahal saya beli tiket waktu itu murah banget Rp 400.000. Karena serba bingung dan panik serta tidak dapat berpikir (waktu terbuang) akhirnya kami berusaha untuk membeli tiket baru untuk tujuan Malang bukan Surabaya. Siapa tahu dapat tiket yang murah. Memang tujuan awalnya adalah ke Malang tapi lewat Surabaya. Dan untuk penerbangan ke Malang cuma ada Garuda, Sriwijaya dan Batavia. Sriwijaya dan Batavia tiket suda habis tinggal Garuda. Garuda cuma ada 2 kursi dan yang tersisa adalah kelas bisnis dengan hrga Rp 2.638.000 berangkat pukul 8.40 WIB. Lemes banget mendengar harga tu tiket. Tapi memang tidak ada pilihan lain akhirnya saya membeli tu tiket untuk penerbangan ke Malang. Karena memang waktu itu saya di deadline sama pihak kampus untuk tanda tangan ijasah sebelum sholat jum'at. Langsung saja saya ke ATM BRI terdekat untuk mengambil uang dan alhamdulillah tangga segitu adalah hari gajian bagi karyawan BRI. Tapi sayang juga karena gaji bulan november habis sekali pakai untuk perjalan PP juga.
Setelah tenang mendapatkan tiket kami pergi ke kantor Sriwijaya yang ada di bandara untuk meminta keterangan kenapa kok bisa di cancel penerbangan atas nama Rika. Lalu pihak Sriwijaya menge-print out kan hasilnya dan menjelaskan bahwa katanya atas nama Prabowo sendiri mengcancel penerbangan pada hari ini. Padahal suami saya tidak pernah meng-cancel secara langsung. Dia meng-cancel lewat counter tiket pesawat yang direkomendasikan temannya. Pihak Sriwijaya mejelaskan bahwa bukti print out bahwa telah tercancel penerbangan atas nama Kurniawan dan Rika karena kode bookingnya cuma satu. Jadi kalau tercancel salah satu maka nama yang lain juga ikut tercancel. Namun biasanya kalau yang di cancel satu orang terdapat split dari pihak Sriwajaya dan memberikan kode booking yang baru. Yang jadi masalah adalah kami sebagai konsumen tidak tahu menahu kalau ada split dan penggantian kode booking karena dari pihak counter tiket pesawat tidak memberikan informasi lebih lanjut. Lalu suami saya telepon ke counter tiket dan mereka menjelaskan tidak ada split dan kode booking yang baru dari Sriwijaya. Mereka mengatakan bahwa yang di cancel atas nama Kurniawan saja sedangkan atas nama Rika tidak. Tapi bukti di lapangan saya tidak jadi berangkat dan harus beli tiket yang baru lagi. Setelah ditelusuri ternyata counter tiket berada di Semarang. Marahlah suami saya kepada temannya yang telah merekomendasikan counter tiket ini (dan yang bekerja di counter tiket ini adalah kakaknya temen suami saya).
Di sini kami bisa menyimpulkan terjadi miss comunication antara pihak Sriwijaya dengan counter tiket pesawat. Namun karena hal inilah kami sebagai konsumen merasa dirugikan waktu dan biaya. Kami hanya bisa menyimpulkan bahwa:
  1. Pihak counter tiket hanya mengatakan kepada pihak Sriwijaya bahwa ada pembatalan 1 tiket atas nama Kurniawan Rochadji Prabowo. Namun pihak counter tiket tidak mengetahui adanya split dan kode booking baru kalau terjadi pembatalan tiket pesawat.
  2. Dengan adanya pembatalan tersebut pihak Sriwijaya membatalkan penerbangan atas nama Kurniawan Rochadji Prabowo. Namun pihak Sriwijaya mungkin karena kode booking cuma ada 1 maka atas nama Rika Nova Rustatina juga di cancel juga.
Berdasarkan kejadian ini kami menyadari beberapa hal :
  1. Kalau mau membeli tiket pesawat dan ada temen kita menyarankan untuk beli di counter tiket yang mungkin terdapat saudaranya yang bekerja di counter itu pastikan bahwa counter tiket tersebut berada dekat di tempat kita tinggal.
  2. Apabila kita membeli tiket pastika bahwa kode bookingnya 1 orang untuk 1 kode booking bukan untuk beberapa orang. Misal kalau kita membeli tiket pesawat untuk 10 orang pastikan kode bookingnya ada 10. Hanya untuk berjaga-jaga saja apabila terjadi pembatalan. 
Namun kami tetap memperjuangkan hak kami sebagai konsumer yang dirugikan. Suami saya tetap memberikan komplain kepada pihak counter tiket dan Sriwajaya karena kerugian waktu dan uang. Belum ada titik terang oleh karena itu suami saya hendak melayangkan surat somasi kepada pihak counter tiket dan Sriwijaya atas apa yang terjadi pada kami sebagai konsumer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar